Keamanan manusia adalah paradigma baru untuk memahami kerentanan global. Para pendukungnya menolak makna lama keamanan nasional dan berpendapat bahwa acuan keamanan yang lebih tepat adalah individu, bukan negara. Keamanan manusia menyatakan bahwa pemahaman keamanan yang berpusat pada manusia dan multidisipliner melibatkan berbagai bidang studi, termasuk studi pembangunan, hubungan internasional, studi strategis, dan hak asasi manusia. Laporan Pembangunan Manusia yang dikeluarkan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1994[1] diakui sebagai terobosan dalam bidang keamanan manusia; laporan tersebut menyatakan bahwa menjamin "kebebasan dari kemiskinan" dan "kebebasan dari ketakutan" bagi semua orang adalah jalan terbaik untuk menangkal masalah ketidakamanan global.[2]
Kritikus konsep ini berpendapat bahwa kerancuannya membuat teori ini kurang efektif[3] sehingga teori ini seolah menjadi kendaraan bagi aktivis yang ingin mempromosikan agenda tertentu. Selain itu, teori ini tidak membantu komunitas ilmuwan memahami makna keamanan atau para pembuat keputusan merumuskan kebijakan yang tepat.[4] Agar keamanan manusia dapat menangani kesenjangan global, perlu ada kerja sama antara kebijakan luar negeri suatu negara dengan pendekatannya terhadap kesehatan global. Namun demikian, kepentingan negara selalu lebih diutamakan ketimbang kepentingan rakyat. Misalnya, kebijakan luar negeri Kanada, "tiga D", dikritik karena lebih mengutamakan pertahanan daripada pembangunan.[5]
Footnote 1 - Human security is defined as freedom from violent conflict and physical want (see Khagram and Ali [2006] for one recent review and synthesis).